KITASIAR.com – Nelayan perahu jaring tradisional di Carocok Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat berhenti menangkap ikan di laut.
Afrizon, 42 tahun salah seorang nelayan setempat mengatakan untuk sementara waktu, ia dan sesama teman nelayan lainnya tidak menangkap ikan karena masih dalam suasana berduka.
Sebab, temannya yang bernama Zulhendri, 38 tahun hilang di tengah laut dan hingga kini masih belum ditemukan.
“Untuk sementara kita tidak melaut karena musibah menimpa salah seorang teman kami,” sebut Afrizon kepada wartawan, Sabtu (9/4/2022).
Sebagai bentuk kepedulian antar sesama nelayan, saat ini masyarakat nelayan perahu jaring di Carocok Tarusan juga turut serta bersama tim gabungan dalam melaksanakan pencarian korban yang hilang.
Pencarian dilakukan bersama Basarnas Padang, BPBD Pessel serta TNI dan masyarakat setempat. Sejak dinyatakan hilang pada Kamis (8/4/2022) hingga kini Zulhendri alias Junaidi masih juga belum ditemukan.
Menangkap ikan menggunakan perahu jaring, jelas Afrizon memang memiliki tantangan dan risiko tersendiri. Tantangannya adalah nyawa.
Cuaca buruk seperti angin kencang dan gelombang terkadang membuatnya takut. Tapi apa daya, pekerjaan itu harus tetap dilakukan karena faktor ekonomi.
Diketahui, sebelumnya Zulhendri yang kerap disapa Junaidi warga Teluk Raya Kenagarian Setara Nanggalo, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan dilaporkan hilang pada Kamis, (7/4/2022).
Dari informasi yang dihimpun, sebelumnya Zulhendri berangkat dari rumah menuju Carocok Tarusan Rabu (6/4/2022) sekitar pukul 16.30 WIB.
Ia berangkat pergi melaut sendirian untuk menjaring ikan dengan perahu miliknya.
Lalu, pada Kamis, pukul 07.30 WIB seorang teman nelayan melihat perahu milik Zulhendri terapung-apung. Sementara, Zulhendri tidak lagi berada di atas perahu tersebut.
Hingga akhirnya, dilaporkan ke BPBD Posko Tarusan dan masyarakat nelayan yang ada di pinggir laut Carocok Tarusan.
Saat ini, tim gabungan masih melakukan pencarian dengan harapan segera ditemukan. (nik)