Wabup Pessel Minta Masyarakat Jangan Terlalu Berharap dengan Bibit dan Pupuk Subsidi, Ini Alasannya

Wakil Bupati Pesisir Selatan, Rudi Hariyansah saat diwawancarai awak media usai menghadiri kegiatan Food Estate yang dilakukan Kodim 0311/Pessel di Nagari Koto Berapak Bayang, Senin (25/7/2022).

KITASIAR.com – Wakil Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar) Rudi Hariyansah meminta masyarakat agar tidak terlalu berharap dengan bantuan bibit dan pupuk subsidi yang diberikan pemerintah.

Dalam kondisi saat ini, kata Rudi pemerintah tidak mampu memberikan subsidi secara optimal. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Pesisir Selatan dalam angka 2022 total alokasi pupuk subsidi pada 2021 hanya 16.649 kg.

Sementara realisasi mencapai 14.865 kg. Jenis pupuk yang disubsidi antara lain Urea, ZA, SP-36, NPK Phonska dan organik.

Permasalahan lain terjadi pada pendistribusian pupuk yang tidak tepat waktu dan tepat jumlah. Selanjutnya, persoalan irigasi yang belum tuntas karena keterbatasan anggaran.

Bacaan Lainnya

“Jadi jangan terlalu berharap dengan bantuan bibit dan pupuk subsidi,” katanya saat diwawancarai awak media usai menghadiri kegiatan Food Estate, tanam jagung serentak yang digelar Kodim 0311 Pessel di Nagari Koto Berapak Bayang, Senin (25/7/2022).

Kini, pemerintah daerah mendorong agar masyarakat petani dapat memanfaatkan lahan kosong untuk ditanam jagung. Tanaman jagung merupakan alternatif jika tanaman padi masih terkendala irigasi.

Rudi Hariyansah mengakui faktor irigasi menjadi salah satu dilema terhadap petani. Untuk memperbaikinya juga menggunakan anggaran yang tidak sedikit.

“Kalau untuk memperbaiki seluruh jaringan irigasi agar bisa tanam padi tiga hingga 4 kali dalam setahun, itu butuh anggaran Rp400 miliar. Itu tahun lalu saya hitung,” jelas Rudi

Dalam kondisi keuangan daerah yang terbatas, salah satu cara untuk membangkitkan gairah petani agar tetap produktif dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu dengan mengoptimalkan tanaman jagung.

Yaitu dengan melakukan efisiensi dalam proses penanaman jagung. Menurutnya, para petani jagung juga perlu diedukasi.

“Misal, kalau bibit dan luas lahannya segini, berapa kebutuhan pupuknya. Nah petani juga perlu edukasi,” ujarnya.

“Beberapa waktu lalu kita sudah komunikasi dengan salah satu produsen pupuk. Kita sedang piloting empat kabupaten kota di Sumbar diantaranya Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Pasaman dan Pasaman Barat untuk mensuplai kebutuhan bibit dan pupuk, khusus produsennya dari PT BUMN, yaitu PT Pupuk Indonesia melalui program agrosoloution,” tuturnya. (niko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *