Video Viral! Mau Salat di Masjid Terapung Samudera Ilahi Carocok Painan Harus Bayar Rp5 Ribu, Ini Penjelasan Disparpora Pessel

Tangkapan Layar Video Viral di Masjid Terapung Samudera Ilahi Carocok Painan. (IST)

KITASIAR.com – Sejak seminggu terakhir, atau pada masa momen libur lebaran tahun 2022, warganet di media sosial Facebook menghebohkan soal adanya pungutan ketika masuk Masjid Terapung Samudera Ilahi di Pantai Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.

Warga kecewa karena masuk ke tempat ibadah tersebut harus berbayar sebesar Rp5 ribu per orang.

Hingga kini, kehebohan ini terus berlanjut karena beragam komentar terus datang silih berganti. Pada Jum’at (13/5) tadi siang, salah satunya status Facebook Handri Kampai viral komentar.

“Jadi, kalau masuk masjid, masuk kawasan wisata dulu baru bisa salat di masjid. Kalau tidak masuk kawasan wisata berarti tidak bisa salat di masjid Samudra Ilahi,” tulis Handri Kampai pada status Facebooknya.

Bacaan Lainnya

Hingga pukul 18.45 WIB, status Facebook Handri Kampai itu telah dibagikan hingga 698 kali dengan 558 komentar.

Status FB dengan menayangkan vidio di pos retribusi masuk kawasan wisata tersebut banjir komentar dari warganet.

Berikut sejumlah komentar netizen.

“Urang ka salat di masjid bayar dulu, berarti kalau nggak ada uang, nggak boleh salat. Nauzubilahimin zalik,” komentar Doni Merantau.

“Ide marketingnya mantul, tapi agak memalukan,” komentar Kamika Segeh.

“Salah prosedurnya orang yang mengelola pariwisata di sekitaran mesjid ini. Seharusnya kalau memang ingin masjid ini dijadikan salah satu bagian dari objek wisata seharusnya yang khusus pintu masuk ke dalam masjid janganlah ditutup dengan meja panitia pemungutan tiket masuk. Tidak masalah kalau memang sebuah masjid ingin dijadikan salah satu objek wisata tapi harus ada batas-batasnya karena memang sejatinya masjid itu tempatnya orang salat (beribadah).

Contohnya masjid Agung Islamic Center (Pasir Pangaraian, Rokan Hulu), masjid itu juga salah satu objek wisata tapi panitia pengurusnya memberikan batas-batas yang hanya dipungut biaya untuk kunjungan pariwisata dan kalau orang yang ingin menunaikan salat fardhu ya tidak mungkin lah dipungut juga biaya masuk ke masjid tersebut.

Dan seharusnya letak meja pemungut tiket masuk wisata itu seharusnya diletakkan di daerah yang memang jadi objek pariwisatanya. Jangan diletakkan di pintu masuk utamanya, biar tidak berkesan kalau mau masuk masjid juga harus bayar tiket. Karena tidak semua pemikiran tiap orang itu sama” tulis komentar Felycia Fely.

“Seharusnya dibikin jalan khusus masuk mesjid, cukup dengan pembatas tali..otomatis mereka yang lewat jalan khusus memang mau sholat ke mesjid,” tulis komentar Icha Yandrina.

Selanjutnya di akun Herdy Anto video tersebut hingga pukul 18.06 telah dibagikan hingga 5408 kali.

Sementara itu, Pengakuan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pesisir Selatan menyebut bahwa masuk ke masjid terapung dengan tujuan salat tidak berbayar.

Berbayar yang dimaksud adalah masuk kawasan wisata. Hanya saja, pos retribusi yang sebelumnya berada di bagian belakang, sekarang digeser ke depan Masjid Terapung Samudra Ilahi.

“Jadi, informasi masuk masjid terapung berbayar itu tidak benar. Sebenarnya yang dipungut itu adalah retribusi masuk kawasan wisata Pantai Carocok Painan,” kata Wildan selaku Kapala Bidang Pariwisata Ekonomi Kreatif.

Lanjut dia, dengan adanya retribusi masuk kawasan wisata tersebut para pengunjung juga diasuransikan. Bahkan, retribusi sebesar Rp5 ribu per pengunjung itu dinilai cukup murah bila dibanding masuk kawasan wisata di kabupaten dan kota lain di Sumatera Barat.

Eva, 48 tahun salah seorang pengunjung yang membawa kerabatnya dari Malaysia mengaku bahwa masuk kawasan wisata Pantai Carocok Painan terbilang murah.

“Saya kira ini cukup murah ya. Kalau di tempat lain ada yang masuk bayar Rp10-15 ribu. Kalau di Carocok cuma Rp5 ribu,” katanya.

Informasi keberadaaan masjid terapung diketahui Eva dengan adanya sejumlah pemberitaan di media online atau elektronik.

Dia tertarik membawa anggota keluarga dan kerabatnya karena memang belum pernah berkunjung ke kawasan wisata Pantai Carocok Painan.

“Di pos retribusi saat saya masuk, mereka juga bilang bahwa berbayar itu masuk kawasan wisata bukan masuk masjid. Bagi kita, ya biasa aja kok. Tujuan kita kan ya memang untuk wisata,” tuturnya.

Wildan melanjutkan bahwa pos retribusi masuk kawasan wisata yang berada di depan masjid terapung juga dipermanenkan untuk selanjutnya.

Dinas pariwisata setempat menyebut pada momen libur lebaran tahun ini pihaknya menargetkan pendapatan asli daerah melalui retribusi masuk kawasan wisata sebesar Rp400 juta.

Saat seminggu pasca lebaran, retribusi yang terkumpul sebesar Rp282 juta dan hingga saat ini terus bertambah hingga Rp400 juta. (nik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *