KITASIAR.com – Desa Wisata Widosari yang terletak di perbukitan Menoreh bagian utara tepatnya di Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta ini menawarkan wisata alam, budaya, hingga edukasi yang berkualitas.
Keasrian dari Desa Wisata Widosari tidak bisa dipungkiri lagi. Sejauh mata memandang panorama alam yang disuguhkan di Desa Widosari luar biasa indah. Benar-benar memanjakan mata. Apalagi ketika berada di Puncak Widosari, salah satu atraksi wisata yang sangat diminati wisatawan. Dengan ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (mdpl), tidak heran jika semilir angin terus berhembus.
Selain Puncak Widosari, ada pula Kebun Teh Kemadon dengan luas satu hektare. Untuk menyusuri kebun teh ini sudah disediakan jalan setapak di hamparan terasering yang tersusun rapi dengan tinggi yang sama di tiap lariknya. Pemandangan Pegunungan Menoreh yang indah inilah menjadi spot favorit pengunjung yang gemar berselfie.
Desa Wisata Widosari juga dikenal dengan hewan domba dan kambing berkualitas terbaik. Domba dan kambing ini dirawat dan dipelihara di Rajendra Farm. Selain daging domba dan kambing tersebut bisa diolah menjadi berbagai macam kuliner seperti sate dan sop, Rajendra Farm ini juga dimanfaatkan sebagai destinasi wisata edukasi hewan ternak.
Kekayaan alam Desa Wisata Widosari kian lengkap dengan beragam subsektor ekonomi kreatif yang masih dilestarikan masyarakat setempat. Diantaranya seni pertunjukan ada wayang kulit, kuda lumping, tari bangilun, tari lengger tapeng.
Untuk subsektor kuliner ada teh sangrai Widosari, enting-enting jahe, geblek, dan gula aren. Kemudian, fesyen seperti batik tulis, batik cap, dan batik gradasi. Di subsektor kriya ada kentongan ukir, topeng kayu, hingga wayang kulit.
Desa Wisata Widosari juga memiliki beberapa amenitas dengan standard CHSE yang baik. Seperti homestay yang masih menyatu dengan pemilik rumah. Homestay ini menawarkan pengalaman bermalam di rumah tradisional Joglo. Baru-baru ini homestay Desa Widosari memenangkan penghargaan Juara 1 sebagai homestay terbaik di D.I. Yogyakarta.
Kemudian, toilet umum yang lengkap seperti kloset duduk, pencahayaan yang baik, tempat sampah, dan lain sebagainya. Tidak sulit untuk menemukan toilet umum karena disediakan di beberapa titik strategis desa wisata.
Kelembagaan desa wisata ini sudah cukup kuat, karena masyarakat setempat menganut sistem gotong royong dalam mengembangkan desa. Saat ini Desa Wisata Widosari berkolaborasi dengan beberapa lembaga desa seperti Karang Taruna Hipenari dan Jaga Warga Padukuhan Trayu, Polsek Samigaluh, Desa Rintisan Budaya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga akan membuatkan sebuah travel plan Desa Wisata Widosari untuk para delegasi yang hadir dalam acara “ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023” yang akan berlangsung di Yogyakarta pada Januari 2023.
“Januari akan ada ASEAN Tourism Forum di Yogyakarta dan kita akan gelorakan desa-desa wisata sekeliling Yogyakarta ini untuk menjadi tujuan travel plan bagi para delegasi di 10 negara ASEAN yang akan hadir di Yogyakarta, termasuk juga Desa Wisata Widosari,” kata Menparekraf usai melakukan visitasi ke Desa Wisata Widosari, yang masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, Sabtu (2/7/2022).
Dalam program ADWI 2022, Kemenparekraf melibatkan mitra strategis untuk berkolaborasi dalam pengembangan desa wisata. Khususnya desa wisata yang masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik ADWI. Mitra strategis ini meliputi ASTRA, BCA, dan BNI.
“Ini kolaborasi kita bersama dengan ASTRA dan lainnya karena kita melihat banyak sekali dampak kepada masyarakat bagaimana ekonomi khususnya pasca-pandemi yang ingin kita bangkitkan ini sangat terbantukan dengan program kolaborasi membangun desa wisata,” kata Menparekraf.
Pengembangan desa wisata diharapkan Menparekraf dapat menggeliatkan roda perekonomian masyarakat dengan terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja. (*)