Jalan dan Rumah Rusak Diterjang Gelombang, Ini Harapan Warga Pinggir Pantai di Pesisir Selatan

Jalan menuju kawasan wisata Pantai Api-Api diterjang gelombang pasang. Separuh badan jalan rusak parah. Foto/Bambang Putra Niko

PESISIR SELATAN, KITASIAR.com – Separuh badan jalan menuju kawasan wisata Pantai Api-Api di Kenagarian Api-Api, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan ambruk akibat diterjang gelombang pasang.

Kini, jalan dengan status nagari tersebut tidak bisa lagi dilalui kendaraan roda empat. Padahal keberadaan jalan itu memiliki dampak positif terhadap aktifitas ekonomi masyarakat.

Terlihat, masyarakat sudah mulai banyak berdagang di sekitar kawasan wisata, sehingga perbaikan jalan rusak tersebut dinilai perlu untuk mendukung lancarnya lalu lintas pengunjung yang menggunakan roda empat.

“Akhir-akhir ini memang sering terjadi abrasi. Selain menghantam rumah kami, jalan ke objek wisata Pantai Api-Api juga rusak. Sudah separuh badan jalan juga ambruk,” jelas Hendra (42) warga setempat, Selasa (7/12/2021).

Bacaan Lainnya

Hendra berharap agar para pemangku kepentingan dapat menaruh perhatian serius terhadap kondisi bencana yang terjadi di kawasan Pantai Api-Api.

Kata dia, rusaknya jalan akibat bencana alam itu bukan kali pertama. Awalnya hanya merusak bagian tebing, namun seiring waktu kerusakan bertambah parah karena digerus air laut secara terus menerus.

Kerusakan badan jalan diperkirakan sepanjang 6 meter. Saat ini, pada bagian jalan yang ambruk dipasang karung pasir sebagai penahan sementara.

Sementara Wali Nagari Api-Api, Aziyul Nafri kepada wartawan mengatakan peristiwa abrasi sangat sering melanda kawasan Pantai Api-Api.

Sebelumnya, pihak nagari sudah sering melaporkan dan meminta upaya untuk pemasangan batu jeti untuk pengaman bibir pantai. Tapi, hingga kini semua belum bisa terealisasi.

“Sudah dua kali kita sampaikan. Seminggu lalu juga ada kita sampaikan dan buat tembusan ke BPBD, PSDA dan Bupati,” katanya.

Terkait jalan, nagari mengakui bisa melakukan pembangunan dengan menggunakan anggaran dana desa. Hal ini karena status jalan tersebut yang masih menjadi kewenangan nagari.

Namun yang menjadi perhatian adalah terkait pengaman bibir pantai, karena jika dibangun tanpa ada pemasangan batu jeti yang menghambat gelombang pasang, maka upaya perbaikan sia-sia. Sebab, kerusakan badan jalan akan terjadi lagi dihantam gelombang.

Kini, dengan peristiwa abrasi yang terjadi, pihaknya bakal melaporkan kembali ke BPBD dengan harapan ada upaya antisipasi cepat sementara untuk mencegah dampak yang lebih buruk.

“Nanti kita laporkan lagi,” ulasnya.

Sebelumnya, Delvi Danpos BPBD Kecamatan Koto XI Tarusan yang juga bertugas meliputi area Kecamatan Bayang dan IV Nagari Bayang Utara turut meninjau lokasi abrasi tersebut.

Delvi menyarankan agar pemerintah nagari dapat membuat laporan ke BPBD Pesisir Selatan terkait usulan dan upaya antisipasi awal dalam penanganan tanggap darurat.

Berdasarkan laporan itu, kata dia nantinya BPBD dapat menindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang diatur.

“Ya, silahkan buat laporannya dulu dari pemerintah nagari di bawah. Sampaikan apa-apa saja yang perlu dilakukan untuk penanganan untuk tahap awal. Nanti, kami juga bisa berkoordinasi dan melakukan upaya sesuai kewenangan,” ucapnya.

Menurutnya, penanganan abrasi pantai Api-Api setahunya sudah menjadi prioritas bagi pemerintah daerah. Pemerintah daerah juga telah mengusulkan pemasangan batu jeti untuk mencegah abrasi lebih parah.

“Namun karena Pandemi masih belum juga terwujud. Entah kapan realisasinya, kita juga belum tahu,” tuturnya.

Untuk saat ini, masyarakat yang tinggal di bibir pantai diminta untuk lebih waspada karena kondisi pasang naik air laut pada Desember ini berpotensi sering terjadi.

Kewaspadaan itu menjadi penting untuk menghindari dampak buruk bencana yang tidak diinginkan.

Jika terjadi bencana, masyarakat diharapkan dapat segera melaporkan ke pemerintah nagari setempat, dan pihak BPBD.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *