PKL di Carocok Painan Setuju Direlokasi, Syaratnya Harus Begini

Salah seorang PKL di Kawasan Wisata Carocok Painan. Foto/Bambang Putra Niko

KITASIAR.com – Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Wisata Pantai Carocok Painan akhirnya mendapatkan sosialisasi dari Tim Gabungan.

Tim Gabungan yang terdiri dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Dinas Perdagangan dan Transmigrasi, Satpol PP dan Damkar serta unsur TNI dan Polri menghampiri PKL satu per satu saat berjualan di kawasan wisata andalan Pesisir Selatan itu.

Saat sosialisasi, PKL diminta untuk segera pindah dari titik berjualan saat ini yang sudah semrawut dan mengurangi nilai keindahan kawasan wisata.

Secara humanis, Tim gabungan meminta pedagang agar mengosongkan area-area yang sudah dilarang untuk berjualan pada kawasan seperti di depan panggung utama Carocok Painan, depan Ikon Wisata atau pun pada spot-spot tertentu yang dianggap mengurangi nilai keindahan.

Bacaan Lainnya

Sekitar 89 PKL di kawasan itu, diarahkan agar dapat berjualan di area yang sudah ditentukan. Yaitu di sekitar area parkir utama Carocok Painan.

Menanggapi imbauan dan sosialisasi itu, Mahyudin salah seorang PKL di Carocok merasa setuju. Dia menyanggupi apa yang diminta oleh pemerintah daerah terkait direlokasi ke area parkir.

Tetapi, Mahyudin juga memberikan satu syarat. Semua PKL yang ada harus patuh dengan ketentuan yang dibuat. Tidak boleh ada diskriminasi antara pedagang satu dengan yang lain.

“Kalau memang diminta untuk pindah, saya akan pindah. Saya setuju, tidak masalah. Tapi, ingat ya. Semua harus adil dan merata. Jangan nanti, kami pindah, orang lain masuk. Orang ramai, pedagang lain masuk lagi. Tidak boleh ada beking-bekingan,” jelasnya, Kamis (23/12/2021) di Carocok.

Dia menyebut hal itu bukan terjadi satu atau dua kali. Tapi sudah sering, sehingga memerlukan komitmen kuat untuk mematuhi ketentuan yang dibuat.

“Kalau dipindah-pindahin ini sudah sering. Tapi apa, nanti ada lagi yang masuk, dan dibiarin saja. Sehingga kawasan yang dilarang itu penuh lagi,” ulasnya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Pesisir Selatan Dailipal menegaskan pihaknya akan mengawal agar kawasan tersebut tetap tertib dan tidak dimasuki pedagang lain.

Pasalnya, pada dasarnya lokasi tersebut perlu ditata untuk menciptakan kawasan wisata yang lebih indah.

“Tujuan PKL pindah itu, ya untuk menertibkan kawasan tersebut. Dan kami akan mengawal dan menjaga agar lokasi tetap steril serta tidak dimasuki pedagang baru lainnya,” katanya.

Rencananya, lokasi relokasi yang diarahkan untuk berdagang di area parkir utama Carocok akan diterapkan secara permanen. Namun demikian, pemerintah daerah melalui sejumlah dinas terkait lain akan melihat tingkat efektifitas berdagang di lokasi itu.

“Jika nanti, memang efektif dilakukan di sana. Otomatis, akan dibuat permanen saja,” tambahnya.

Terkait keluhan warga yang merasa akan mengurangi transaksi jual beli pada area relokasi, Dailipal memberikan alasan. Kata dia, tidak mungkin juga pengunjung tidak berbelanja di kawasan tersebut.

Sebab, area relokasi itu akan dilewati oleh semua pengunjung yang datang. Lalu, posisi pedagang antara tempat yang lama dengan yang baru saat ini juga tidak terlalu jauh dari pusat perkumpulan pengunjung.

“Jadi tidak ada alasan untuk hal seperti itu, kalau soal rezeki kita serahkan kepada yang maha kuasa,”ucapnya.

Untuk pengaturan area PKL di kawasan parkir, lanjut Dailipal secara teknis nanti akan diatur oleh Dinas Perdagangan dan Transmigrasi daerah setempat.

“Apakah nanti ukuran lokasi berdagangnya diatur hanya 2×2 meter atau lebih nanti Dinas Perdagangan atur itu. Yang jelas tidak boleh dibuat terlalu besar karena banyak pedagang yang akan mengisi area itu,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) serta Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dan Sat Pol PP dan Damkar melakukan peninjauan lapangan ke Kawasan Wisata Carocok Painan, Rabu (22/12/2021).

Tujuan kunjungan itu, dalam rangka untuk menata kawasan Carocok lebih baik dan menghilangkan semrawut kawasan yang dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL) pada titik-titik yang tidak indah dipandang mata.

Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi, Mimi Riarty Zainul mengatakan pihaknya telah mendata jumlah PKL yang berada pada kawasan yang perlu ditertibkan tersebut.

“Kita ingin merelokasi pada satu tempat, tetapi kita juga memikirkan bagaimana aktifitas pedagang berjalan baik. Kami ingin, pengunjung yang datang juga melewati semua lapak pedagang sehingga terjadi aktifitas transaksi jual beli,” jelas Mimi.

Disebutkan, terdapat 90 PKL yang bakal ditertibkan pada kawasan wisata. Diantaranya di depan panggung utama Carocok, deretan depan Masjid Terapung serta titik-titik lain yang dianggap mengurangi nilai keindahan sebuah kawasan wisata.

Penertiban itu segera dilaksanakan dalam rangka persiapan tahun baru sekaligus penataan jangka panjang yang bakal diterapkan secara permanen.

“Kalau saat ini memang kita melihat kawasan Carocok semrawut sekali, terdapat titik-titik yang sungguh tidak indah dipandang mata. Untuk solusinya, nanti kita bersama dinas terkait lain akan membahas dan mencari space untuk penempatan PKL itu sendiri,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Suhendri menjelaskan selain upaya penataan PKL, pihaknya juga ingin mengoptimalkan pengelolaan parkir yang dikelola pemerintah.

Kemudian, pos retribusi yang berada di bagian belakang bakal dipindahkan ke arah depan Masjid Terapung.

“Penempatan pos retribusi yang kita relokasi nanti bukan berarti pengunjung yang datang membayar masuk kawasan Masjid. Tapi, retribusi untuk masuk kawasan wisata, karena Masjid Terapung juga bagian dari kawasan wisata Carocok,” jelasnya.

Terkait upaya penataan atau relokasi PKL, Suhendri menyebut bakal berkoordinasi dan melaporkan kepada Bupati Rusma Yul Anwar.

“Jika, pimpinan nanti setuju dengan apa yang kita tinjau hari ini. Selanjutnya, tentu kita akan mensosialisasikan kepada masyarakat pedagang,” ucapnya.

Terkait wacana relokasi PKL itu, salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya meminta agar pemerintah daerah dapat memberikan solusi terbaik.

Di satu sisi, pedagang ingin mengais rezeki dengan berdagang di lokasi wisata yang strategis. Tetapi, di sejumlah titik keberadaan PKL juga mengurangi nilai keindahan kawasan.

“Saya setuju saja, tapi coba dipikirkan juga mana lokasi yang bisa kami manfaatkan berdagang tanpa mengurangi transaksi jual beli,” pintanya. (niko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *