KITASIAR.com – Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan wisata Pantai Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan mengeluh usai direlokasi ke kawasan parkir.
PKL mengaku omzet atau transaksi jual beli mulai mengalami penurunan drastis.
“Memang menurun. Kalau di tempat yang lama, saya jual beli ada Rp500 ribu, sekarang untuk dapat Rp100 ribu susah,” jelas Herda (45) salah seorang PKL di kawasan wisata Carocok, Rabu (12/1/2022).
Soal relokasi yang diatur pemerintah daerah melalui kolaborasi sejumlah dinas terkait, ia menyebut setuju saja. Namun, setelah mencoba menuruti aturan tersebut dampak lain yang terjadi adalah turunnya transaksi jual beli.
Menurutnya, pemerintah daerah mesti bertindak bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Di satu sisi, Herda mengaku dengan dialihkannya pedagang ke satu kawasan tertentu, memang dapat menata kawasan wisata lebih baik.
Tapi apa gunanya, jika ekonomi masyarakat terpuruk akibat dari kebijakan yang dibuat.
“Mau tidak mau kita setuju aturan dari pemerintah. Pemerintah ini kan demi yang terbaik untuk kita sebenarnya. Tapi, setelah dijalani seperti ini pula. Jadi, coba lebih bijak lagi,” ulasnya.
Area parkir yang ditempati PKL untuk berdagang saat ini juga belum sepenuhnya dilalui pengunjung. Pasalnya, separuh area parkir yang tersisa disediakan untuk parkir mobil pengunjung belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sementara, kawasan depan panggung utama Carocok Painan yang sebelumnya ditempati pedagang kini ditempati parkir mobil pengunjung.
“Dulu, ceritanya kan tidak seperti itu. Tempat itu, dibiarkan plong saja. Jadi lepas gitu saja untuk pengunjung. Dengan kondisi itu, makanya, pengunjung turun dari mobilnya pergi ke Ikon Carocok dan Masjid Terapung, lalu naik mobil lagi dan pergi. Nah, kami dapat apa. Kawasan pedagang tak dilalui, memang ada sih ada satu-satu, tapi cukup jarang,” tambahnya.
Seandainya dapat meminta, Herda ingin kawasan taman dekat Masjid Terapung bisa dijadikan untuk lokasi sebagian pedagang. Lokasi itu dapat diatur lebih baik tanpa mengurangi nilai keindahan objek wisata.
Pasalnya, di sekitar lokasi itu, banyak pengunjung yang datang lalu-lalang sehingga berdampak positif terhadap transaksi jual beli pedagang.
Pengunjung Carocok Diminta Tidak Boleh Bawa Bekal Makanan dari Luar
Selain karena faktor area relokasi yang memicu terjadinya penurunan jual beli para PKL. Hal lain yang menjadi sesak hati pedagang adalah soal perilaku pengunjung yang banyak membawa bekal makanan dari luar.
“Jadi, sering kami jumpai seperti itu. Pengunjung datang bawa bekal. Mulai dari tikar hingga makanan dan snack gitu. Mereka hanya meninggalkan sampah. Kami pedagang dapat apa. Jadi, penonton saja. Sampah-sampahnya kadang kami yang ngumpulin,” katanya.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah daerah dapat mengambil sebuah kebijakan dengan melahirkan sejumlah aturan untuk melarang pengunjung membawa makanan dan minuman dari luar menuju kawasan wisata.
“Kalau biar adil dan merata. Coba pula, buat aturan ditetapkan harga makanan dan minuman di warung-warung wisata ini. Kalau kami yang atur, nanti ribet. Ada yang jual segini dan ada yang jual segitu,” katanya lagi.
Diketahui, sebelumnya Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Pesisir Selatan menertibkan puluhan lapak PKL yang berada pada kawasan dilarang pada Senin (10/1/2022).
Tindak lanjut penataan PKL itu juga berdasarkan hasil Rapat beberapa OPD dan unsur terkait diantaranya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Dinas Perdagangan dan Transmigrasi, Satpol PP dan Damkar, Dinas Perhubungan, Wali Nagari Painan Selatan, dan Ketua Pedagang Carocok yang dituangkan dalam berita acara yang disepakati.
Dikatakan, lapak PKL yang ditertibkan tersebut dinilai telah melanggar Perda Nomor 1 Tahun 2016 tentang Ketentraman Masyarakat dan Ketertiban Umum Pasal 16 tentang Tertib Pedagang Kaki Lima. (Niko).