KITASIAR.com – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Andalas (Unand), Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) melakukan pendampingan pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi kompos.
“Kami memberikan pendampingan kepada kelompok wanita tani Sinar Pagi Kenagarian Aia Tajun, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman dengan melakukan praktek pembuatan kompos di lapangan,” kata Ketua Tim Pendampingan Masyarakat FKM Unand Fea Firdani dalam keterangan tertulis yang diterima Kitasiar.com, Rabu (27/7/2022).
Fea menjelaskan sasaran pengabdian masyarakat ini adalah kelompok wanita tani karena di rumah ibu-ibu juga menghasilkan sampah organik di dapurnya.
Menurutnya, setiap keluarga menghasilkan sampah 1,5 kg per harinya, hal ini perlu dikelola dengan cara yang tepat agar tidak terjadi penumpukan sampah. Dampak yang ditimbulkan akibat penumpukan sampah diantaranya adalah pengaruh terhadap kesehatan, kualitas lingkungan seperti cairan rembesan sampah yang masuk ke selokan, saluran irigasi atau sungai sehingga mencemari air, membuat kurang nyamannya masyarakat yang tinggal di sekitar tempat sampah yang menumpuk, dan pemandangan kurang baik akibat sampah yang menumpuk.
“Sampah organik menjadi penyumbang 60-70% dari keseluruhan sampah rumah tangga. Oleh sebab itu, perlu adanya pengelolaan dan pengolahan sampah rumah tangga mulai dari hulu atau mendekati sumbernya,” terangnya.
Selanjutnya, Fea mengatakan salah satu solusi mengatasi timbunan sampah adalah dengan mengolah sampah organik menjadi kompos atau pupuk organik. Kompos adalah salah satu pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas dan kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Selain itu sistem pengomposan memiliki beberapa keuntungan, antara lain kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis ramah lingkungan, bahan yang dipakai tersedia (tidak perlu dibeli) dan didapatkan sendiri oleh masyarakat secara mudah sehingga membantu perekonomian.
Ia menyebutkan bahan-bahan pembuatan kompos antara lain sampah-sampah organik seperti limbah organik rumah tangga, daun-daun yang jatuh dari pohon, sisa-sisa sayur dan buah.
“Pupuk kompos mudah dibuat dan teknologinya sederhana. Semua orang bisa membuatnya baik untuk skala pertanian maupun untuk keperluan pekarangan rumah sendiri,” ujarnya.
Fea mengharapkan setelah kegiatan ini kelompok wanita tani memahami cara pembuatan kompos sehingga meminimalkan limbah rumah tangga organik dan dapat melestarikan lingkungan sehingga bisa menjadi pelopor masyarakat yang peduli lingkungan dan juga dapat dikomersilkan untuk pupuk yang dibuat.
“Harapan kami pencemaran lingkungan dapat berkurang dan kelompok tani bisa menghasilkan income,” tambahnya.
Selanjutnya, Fea juga meminta agar kelompok wanita tani mengajak dan melakukan sosialisasi terhadap tetangga dan masyarakat di sekitar agar dapat memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi kompos untuk membantu mengurangi permasalahan pada masyarakat yang disebabkan oleh sampah.
Untuk diketahui, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan bersama tim pengabdian yang terdiri dari dosen dan mahasiswa FKM Unand, pengabdian ini juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Lustrum FKM Unand yang ke-2.
Kegiatan ini juga didukung oleh pemerintah nagari yang juga berkomitmen untuk menggiatkan masyarakat untuk peduli lingkungan dan memanfaatkan limbah rumah tangga dalam pembuatan pupuk organik, dan sebagai solusi juga dari harga pupuk yang mahal. Nantinya juga akan mendukung produk kompos yang dihasilkan oleh kelompok wanita tani Sinar Pagi yang diketuai oleh Buk Indin untuk dipasarkan kepada masyarakat khususnya petani di tingkat nagari.
Pemerintah nagari mengharapkan kegiatan pengabdian masyarakat dari FKM Unand ini dapat terus berlanjut karena ilmu dan pengetahuan serta perkembangan teknologi yang ada di kampus dapat dipraktekan oleh masyarakat agar memberikan nilai tambah dan juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. (*/jef)