KITASIAR.com – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat Fatmawati, menyatakan optimistis daerah setempat mampu mencapai target yang dicanangkan Presiden RI terkait angka stunting atau kekerdilan pada balita turun menjadi 14 persen pada 2024.
“Kami optimistis jika semua bergerak bersama, apalagi gubernur telah membentuk Satgas Percepatan Penurunan Angka Stunting mulai dari provinsi, kota dan kabupaten hingga kelurahan, desa atau nagari,” kata dia.
BKKBN Sumbar Pada tahun 2022 juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penurunan Stunting berjumlah 15 orang.
Sebanyak lima orang bertugas di provinsi dan 10 orang bertugas sebagai technical assistant di Kab/Kota.
“Satgas ini melaksanakan fungsi konsultasi, fasilitasi koordinasi dan penguatan satu data stunting,” kata dia.
Selain itu, pihaknya juga telah membentuk 3.300 Tim Pendamping Keluarga (TPK). Dalam satu tim berisi tiga orang yang terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB, sehingga total Tim Pendamping Keluarga ini ada 9.900 orang. Mereka telah diberikan pelatihan dan keterampilan tim pendamping keluarga secara daring pada tahun lalu dan tahun ini ditargetkan mengikuti pelatihan luring.
Tim pendamping keluarga ini nanti yang akan menjadi ujung tombak pengentasan stunting dengan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada remaja, pasangan pra nikah, ibu hamil dan ibu memiliki anak usia 0-5 tahun.
“Intervensi ini bertujuan mencegah terjadinya anak gagal tumbuh akibat kekurangan gizi. Pendampingan pemenuhan gizi, pelayanan keluarga berencana usai melahirkan,” kata dia
Ia juga mengingatkan, audit kasus stunting merupakan salah satu kegiatan prioritas yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko, penyebab risiko, menganalisis faktor risiko dan memberikan rekomendasi serta perbaikan.
“Tim Audit Kasus Stunting harus ada di setiap Kabupaten dan Kota dengan melibatkan Tim Pakar di antaranya Dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis Obsetri dan Ginekologi, Psikolog dan Ahli Gizi yang sudah disiapkan melalui dana APBD dan DAK bidang KB yang ada,” kata dia.
Sebelumnya Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyebutkan, sesuai hasil Studi Status Giz Indonesia (SSGI) 2021 angka prevalensi stunting Sumbar turun dari 26,47 persen menjadi 23,3 persen.
“Walaupun capaiannya sudah baik, namun target Presiden RI Joko Widodo 14 persen pada tahun 2024 dan ada waktu tiga tahun untuk menurunkan itu,” kata dia. (*)