KITASIAR.com – Sudah empat bulan rusak, Jalan Mandeh sebagai jalur darat menuju Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat tak kunjung diperbaiki.
Sejak bulan April hingga September 2022, tidak ada tindak lanjut dari dinas terkait untuk berupaya memperbaiki jalan status provinsi tersebut.
Rusaknya Jalan Mandeh saat peristiwa longsor empat bulan yang lalu. Kini, terlihat kerusakan bertambah parah, aspal jalannya pun sudah patah.
Dari pantauan di lokasi, diperkirakan panjang kerusakan jalan sekitar 12 meter dan lebar 1,5 meter. Hampir separuh badan jalan di sekitar lokasi itu runtuh.
Di sana, hanya terlihat garis polisi yang memagari kawasan jalan rusak, sebagai tanda agar pengendara lebih hati-hati saat melintasi jalan tersebut.
Diketahui, pembangunan Jalan Mandeh di Kecamatan Koto XI Tarusan adalah bentuk perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Provinsi Sumatera Barat, khususnya Kabupaten Pesisir Selatan.
Jalan itu dibangun melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai akses Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Pembangunannya selesai dilakukan sepanjang 41,08 kilometer pada 2018 lalu.
Dengan jalan baru itu, akses wisatawan menuju KWBT di Pesisir Selatan lebih singkat yaitu satu jam dari Kota Padang.
Di sepanjang jalan, pengunjung atau pelintas akan disuguhkan kayanya dengan pemandangan bahari. Bahkan keindahannya disebut sebagai Raja Ampat Sumatera Barat.
Melihat kondisi jalan rusak itu, Jafril, 57 tahun salah seorang Guru SDN 15 Nagari Sungai Nyalo, Kecamatan Koto XI Tarusan menyampaikan harapan.
“Harapan saya, supaya cepat diperbaiki. Jangan dibiarkan begitu saja. Kalau tidak, kita khawatir akses jalan wisata ini bisa terputus,” jelas dia.
Jafril mengaku setiap hari, ia dan guru lainnya yang mengajar ke SDN 15 Sungai Nyalo melintasi jalan di Nagari Mandeh yang rusak itu.
Dikatakan, kondisi jalan rusak semakin parah, dan semestinya perlu penanganan cepat dari dinas terkait.
Menurutnya, dengan kondisi cuaca yang sering hujan dan kerap longsor, tidak menutup kemungkinan, kerusakan badan jalan terus melebar dan memutus akses masyarakat dan wisatawan.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Doni Gusrizal mengatakan saat peristiwa kejadian bencana pihaknya sudah melaporkan secara berjenjang. Untuk tindak lanjutnya menunggu dari Dinas PUPR Provinsi.
“Dan kita belum ada dapat infonya kapan diperbaiki, coba tanya ke PUTr Pessel, dulu,” tuturnya.
(nik/ksr)