350 Kepala Keluarga Terisolasi Akibat Longsor di Mandeh

Titik longsor di Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. (ist)

KITASIAR.com – Longsor di Kawasan Wisata Mandeh mengakibatkan 350 Kepala Keluarga Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat terisolasi. Sejak dua hari terakhir masyarakat tidak bisa membeli kebutuhan bahan pokok sehari-hari.

Hal ini dikarenakan lima titik longsor yang terjadi di dua kampung tersebut belum kunjung dibersihkan. Alat berat untuk membersihkan material longsor juga tidak kunjung datang.

Sekretaris Nagari Sungai Pinang, Sisra Ismail mengatakan saat ini ia mencoba keluar berjalan kaki untuk mencari sinyal di nagari tetangga, Sungai Nyalo.

Pasalnya, arus listrik di nagarinya padam serta sinyal untuk berkomunikasi melalui selular juga terputus.

Bacaan Lainnya

“Jalan di Sungai Pinang masih tertutup longsor. Dari arah Padang juga tertutup total. Listrik mati dalam dua malam ini dan signal pun terputus,” kata Sisra kepada kitasiar.com, Sabtu (3/9/2022) malam melalui pesan singkat WhatsApp.

Sisra sengaja menuju nagari tetangga agar bisa memberikan informasi terkini kepada Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terkait kondisi terkini yang dialami masyarakat.

Dia menyebutkan terdapat 350 Kepala Keluarga atau 1.865 penduduk Nagari Sungai Pinang yang berada di Kampung Pasar dan Kampung Koto membutuhkan bantuan.

Sebut dia, masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan pokoknya karena akses jalan wisata Mandeh tersebut ditutupi longsor.

“Sungai Nyalo ke arah Sungai pinang ada 5 titik longsor. Dan itu kondisinya tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda dua. Lalu, dari simpang Teluk Kabung arah ke Kelurahan Sungai Pisang ada 10 titik longsor,” jelas Sisra memberikan informasi.

Tadi pagi, lanjut Sisra, sebanyak 150 warga di Nagari Sungai Pinang juga telah melaksanakan kegiatan goro.

Warga melakukan goro untuk memotong pohon tumbang yang melintang di badan jalan.

“Pohon tumbangnya sudah selesai dipotong dan dibersihkan warga, tapi material longsornya yang sulit, butuh alat berat,” tuturnya.

Untuk itu, Sisra meminta pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk segera mengupayakan langkah terbaik agar akses jalan Nagari Sungai Pinang cepat terbuka.

Terpisah, Danpos BPBD Kecamatan Koto XI Tarusan, Dalvi mengatakan lamanya alat berat tiba di lokasi Sungai Pinang karena alat berat yang diterjunkan untuk membersihkan material longsor hanya satu unit.

Sejak tadi pagi, satu unit eskavator membersihkan material longsor di Sungai Nyalo. Itu pun kata dia, belum tuntas. Jika, tidak ada penambahan alat berat, maka pembersihan material longsor untuk seluruh titik tersebut bisa menghabiskan waktu 3 hari atau lebih.

Justru itu, secara berjenjang, ia menyampaikan informasi terkini terkait peristiwa longsor tersebut kepada pihak provinsi agar segera menambah alat berat untuk pembersihan material longsor.

“Tadi, alat berat sudah mulai membersihkan material longsor, tapi cuma satu unit. Kapan selesainya itu, sementara titik longsornya banyak,” tuturnya.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Pesisir Selatan, Doni Gusrizal mengatakan bahwa pihaknya sudah menyampaikan terkait kondisi longsor di sejumlah titik di Nagari Sungai Nyalo dan Sungai Pinang ke pihak provinsi. Tapi, alat berat yang tiba tadi pagi hanya satu unit.

“Itu, tergantung kesediaan peralatan PU BM Provinsi, karena jalan Mandeh adalah wewenang Provinsi. Kita sudah melaporkan,” tuturnya.

(nik/ksr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *