KITASIAR.com – Sepasang suami-istri, Jhon (46) dan Linda (45) warga Painan Selatan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat mengambil dan mengumpulkan Jariamun yang banyak berada di tepian laut.
Mereka kompak untuk melakukan kegiatan masing-masing. Jhon mencari Jariamun di laut, sementara Linda menjemurnya di tepi jalan hingga kering.
Tumbuhan yang hidup di lingkungan karang tersebut dijual kepada para penadah yang dikirim langsung ke Jakarta.
“Kurang lebih saya dan suami sudah lima bulan mengambil Jariamun ini. Untung ada orang yang beli. Alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga,” jelas Jhon kepada Kitasiar.com di Painan, Minggu (2/1/2022).
Kata dia, banyak orang mengira bahwa Jariamun yang dicari dan dikumpulkan tersebut merupakan rumput laut. Tapi sebetulnya tidak.
Dalam satu minggu, pasangan suami istri yang sudah beranak tiga itu, berhasil mengumpulkan Jariamun dengan berat kisaran 400 hingga 450 Kilogram.
Satu Kilogram dijual Rp1.300. Sekali seminggu atau setiap hari Sabtu, mobil tauke sudah datang menjemput ke rumah para pencari Jariamun.
Proses pengambilan Jariamun dimulai sejak pagi dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB atau di saat pasang air laut masih surut.
Jariamun yang basah itu harus dijemur dulu hingga mengering. Pasalnya, para penadah hanya membeli Jariamun yang kering dengan catatan warnanya yang semula kuning berubah menjadi biru.
“Harus dijemur dulu. Dijual dalam kondisi yang sudah kering. Awal-awalnya dulu kami menjual dengan harga Rp1.500. Tapi sekarang sudah turun menjadi Rp1.300,” ucap Linda istrinya Jhon sambil menjemur Jariamun.
Hidupnya ekonomi masyarakat melalui pengumpulan Jariamun tersebut mulai diminati banyak orang. Kini masyarakat sekitar bibir pantai dari IV Jurai dan Batang Kapas mulai banyak memanfaatkan peluang itu.
Tiap minggu, dari hasil penjualan Jariamun bisa mendapatkan uang sebesar Rp450 ribu hingga Rp500 ribu. Namun, mobil tauke datang sekali tiga minggu. Justru itu, perlu waktu cukup lama untuk terus mengumpulkan Jariamun kering.
Berdasarkan pantauan Kitasiar.com titik lokasi masyarakat mencari Jariamun diantaranya berada di sekitaran pinggir laut Batu Tembak, Bukit Ransam dan Teluk Betung.
Jariamun yang telah diambil dimasukan ke dalam karung. Lalu, diangkat ke tepi jalan dan di jemur di sepanjang trotoar. Sekitar pukul 15.00 – 16.00 WIB, masyarakat mulai membangkit dan siap untuk dijual menunggu mobil tauke datang.
” Kalau tidak salah, Jariamun ini digunakan untuk kosmetik. Kami rutin menjual sekali tiga minggu,” tuturnya. (Niko)