KITASIAR.com – Jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di Sumatera Barat (Sumbar) terus bertambah. Menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB, hingga Selasa, 14 Mei 2024 pukul 18.35 WIB, tercatat 58 orang meninggal dunia dan 35 orang masih dalam pencarian, meningkat dari 27 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang.
Selain itu, 1.543 keluarga terdampak dan 33 orang mengalami luka-luka. Pusdalops dan BPBD setempat terus melakukan pengkajian dan pemutakhiran data seiring dengan berlanjutnya proses pencarian dan evakuasi korban.
“Kami meninjau empat lokasi, besok baru rencananya ke pengungsian. Masih dalam kondisi tanggap darurat, sehingga pertama kami ingin pastikan di lokasi terdampak ini agar kondisi kembali normal jadi alat berat kita ingin memastikan sudah bergerak,” ujar Kepala BNPB, Suharyanto, saat meninjau lokasi terdampak di Bukik Batabuah, Kabupaten Agam.
Suharyanto juga menyampaikan bahwa pengerahan alat berat dilakukan untuk menormalisasi kondisi dan membersihkan material banjir serta longsor di area permukiman. Pendataan terhadap rumah yang mengalami kerusakan juga terus dilakukan, mencakup kategori rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan.
“Hari ini ada empat lokasi untuk kami lihat langsung agar kemudian bisa ditentukan langkah-langkah selanjutnya. Juga dilakukan pendataan kerusakan mulai dari rumah, fasos, fasum agar bisa segera ditindaklanjuti untuk diperbaiki dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang,” tambahnya.
Untuk mempercepat pendistribusian bantuan logistik ke enam daerah terdampak, BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong perbaikan jalan nasional yang terputus dan jembatan yang rusak. Beberapa akses yang terputus dan jembatan yang rusak meliputi Jalan Akses Simpang di Kota Padang Panjang dan 19 unit jembatan terdampak.
Sebagai respon atas kondisi ini, bantuan logistik dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya ke daerah Kabupaten Tanah Datar.
“Transportasinya sulit, jadi perlu pembagian waktu yang tepat untuk distribusi bantuan. Tadi kita lihat yang paling parah di Lembah Anai, itu masih ada yang terputus. Semoga dalam waktu dekat sudah bisa dilalui alat transportasi karena dari PUPR tadi sudah bergerak alat berat dikerahkan,” ujar Suharyanto. (*/ksr)