Klarifikasi Oknum Satpol PP Pessel Soal Dugaan Pelecehan Seksual

Ilustrasi cinta
Ilustrasi cinta. (dok.freepik)

KITASIAR.com – Oknum anggota Satpol PP dan Damkar Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar) yang sebelumnya dilaporkan ke polisi terkait dugaan pelecehan seksual memberikan klarifikasi.

Diketahui oknum AP yang dilaporkan itu sebetulnya adalah tenaga kebersihan di Kantor Satpol PP Pesisir Selatan.

Dia membantah jika dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang remaja perempuan, inisial PA, 16 tahun yang diamankan oleh dua anggota Satpol PP di Taman Spora Painan, pada Minggu (4/9/2022) sekitar pukul 02.00 WIB bersama seorang teman laki-lakinya.

Setelah diketahui, PA dan teman laki-lakinya masih di Taman Spora Painan saat larut malam itu, mereka dibawa ke Kantor Satpol PP. Di kantor ia diintrogasi petugas sekitar pukul 03.00 WIB.

Bacaan Lainnya

Lalu, HP PA diperiksa petugas. “Di sana, di dalam HP itu, saya melihat foto-foto tidak senonoh dia (PA). Tanpa pakaian,” jelas AP saat memberikan keterangan didampingi Kasat Pol PP dan Damkar, Dailipal, Sekretaris, Zoni Eldo dan Kasi Trantibum, Dongki Agung Pribumi, Rabu (7/9/2022) di Sekretariat Satgas Covid-19 Pesisir Selatan.

Setelah AP melihat banyak foto-foto PA yang tanpa pakaian saat diperiksa oleh petugas berwenang, ia mencoba untuk menasehati PA. Sambil menasehati, AP memegang tangan dan kaki PA.

AP menasehati PA karena mereka ternyata sama-sama satu kampung.

“Jangan bermenung juga dek. Kok seperti itu dek. Daripada sama anak sekolah, lebih baik pacaran sama abang aja. Kita kan sama-sama sudah kerja. Jadi, nanti biar abang saja yang kerja, adek di rumah” kata AP dengan jujur.

Ternyata AP jatuh cinta pada pandangan pertama. Oknum tenaga kebersihan di Dinas Satpol PP Pessel itu mengaku kalau dirinya merasa tertarik dengan PA. Bahkan mau menikah dengan AP jika setuju.

Lalu, PA menjawab ” Kalau pacaran itu, nanti ujung-ujungnya berbuat mesum aja bang,” katanya menirukan apa yang disampaikan PA.

AP berkata lagi “Kebanyakan orang memang banyak mesum dek. Tapi, kalau abang tidak,” ucap AP.

Meski demikian, AP ingin sekali menikah dengan PA. Alasannya, selain PA yang cantik, AP juga ingin merubah PA untuk jadi yang lebih baik.

“Dia (PA) senyumnya manis, ia juga seorang wanita karir,” ulasnya.

Meski begitu, ia mengaku tidak pernah melakukan pelecehan seksual seperti banyak berita yang beredar.

Dalam berita sebelumnya, AP disebut meminta korban untuk masuk kamar mandi dan foto telanjang menggunakan HP.

“Kalau ia (PA) ke kamar mandi iya, tapi kalau saya suruh untuk foto bugil, tidak ada, itu sudah pagi, sekitar pukul 06.00 WIB,” katanya.

Saat itu, kata AP, ia hanya menunjukkan lokasi kamar mandi ke PA. Dan tak pernah masuk kamar mandi atau meminta PA untuk berfoto bugil.

Sementara, teman laki-laki PA yang sebelumnya juga ikut diamankan Satpol PP berada diluar dan dipisahkan darinya.

Hal itu dilakukan kata AP agar mencegah terjadi hal-hal yang tidak dinginkan. Sementara, PA dimasukkan dan dikunci dalam sebuah ruangan di Kantor Sat Pol PP.

“Setelah PA di dalam ruangan, saya duduk di kursi di luar,” katanya lagi.

Namun, sebut AP teman laki-laki PA curiga kalau dirinya akan berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.

“Lalu, saya tegaskan kepada PA dan teman laki-lakinya, apa benar dek abang ada melakukan sesuatu terhadap adek,” ucapnya.

PA menjawab, ” Tidak bang. Jangan dengarkan dia (teman laki-laki PA) ia masih bocil,” ujarnya.

Pada Minggu (4/9/2022) pagi, orang tua teman laki-laki PA datang ke kantor Satpol PP untuk menjemput anaknya. Tapi, perempuan 16 tahun itu tidak dijemput orangtuanya.

Alasannya, PA tidak mau memberikan nomor HP orangtuanya kepada pihak Satpol PP lantaran tidak ingin mencemaskan orang tua. Sebab, saat ini orangtuanya lagi hamil.

“Jadi, takut terjadi apa-apa sama orangtuanya karena lagi hamil, makanya tidak diberitahu,” katanya lagi.

Karena AP dan PA sama-sama satu kampung, maka AP meminta permohonan persetujuan kepada anggota Satpol PP yang berwenang untuk mengantarkan PA ke rumahnya.

Sekitar jam 10.00 WIB, akhirnya mereka berdua (AP dan PA) berangkat dari kantor Satpol PP dengan menggunakan sepeda motor beat.

Saat dalam perjalanan, PA meminta AP agar berhenti untuk mencuci kakinya yang kotor.

Lalu, keinginan itu dituruti. AP langsung mencari lokasi tempat cuci kaki, tepatnya di bawah jembatan di Kalumpang, Kenagarian Koto Nan Tigo, Kecamatan Batang Kapas.

“Saat itu, saya antar ke sungai di Jembatan Kalumpang, dia cuci kaki, saya cuma duduk di motor,” jelas AP.

AP juga mengaku tak pernah berupaya berbuat mesum saat berhenti di Sungai Jembatan Kalumpang itu. Dalam perjalanan, ia juga tak pernah meraba-raba tubuh PA.

“Saya tetap bawa motor, tangan saya ke duanya di stang,” ucapnya

Setelah itu, PA mendesak AP untuk mengantarkannya ke tempatnya bekerja di Salah satu swalayan di Kecamatan Lengayang.

PA tak diantar ke rumahnya karena merasa sudah terlambat untuk masuk kerja. Dan peristiwa yang dialaminya juga tidak ingin diketahui orangtuanya.

Bahkan, berdasar keterangan AP, kalau PA menekankan jangan sampai peristiwa tersebut diketahui orang banyak. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, berita-berita pengamanan terhadap pelanggaran perda tersebut malah beredar di banyak media online.

Di dalam pesan singkat WhatsApp, PA mengatakan kalau AP tidak menepati janjinya. Bahkan dituduh, ada upaya untuk berbuat mesum dengan dirinya.

Setelah itu, AP tak merespon pesan itu, walau dirinya disebut ada upaya untuk berbuat mesum, namun AP tidak mencoba melakukan pembelaan. Akan tetapi kata dia, tak lama setelah itu, dirinya mencoba menghubungi PA tapi nomor HP yang ia minta sebelumnya sudah diblokir.

Pada Senin (5/9/2022) ternyata AP dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polres Pesisir Selatan. AP dilaporkan orang tua PA inisial A. Laporan ke polisi itu terkait dugaan pelecehan seksual.

Kasat Pol PP dan Damkar Pessel Minta Anggota Bekerja Sesuai SOP

Sementara itu, Kasat Pol PP dan Damkar Pesisir Selatan, Dailipal mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya untuk menghadirkan terlapor AP ke sejumlah awak media dalam hal memberikan klarifikasi.

AP diminta untuk menceritakan kejadian dengan sejujur-jujurnya dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Sehingga, nantinya pemberitaan yang dibuat oleh wartawan tetap berimbang.

“Terhadap jajaran anggota Satpol PP, kita juga telah tegaskan saat apel tadi pagi, agar bekerja sesuai SOP. Jangan ada tingkah laku yang aneh-aneh yang dapat merusak marwah Dinas Satpol PP Pessel,” tuturnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Pessel, AKP. Hendra Yose membenarkan soal adanya laporan terkait dugaan pelecehan terhadap anak bawah umur tersebut.

Tapi, dia enggan memberikan keterangan lebih jauh. Sebab, laporan itu masih dalam tahap pengumpulan bukti-bukti.

“Masih pendalaman dan kita lihat dulu hasilnya nanti,” tuturnya.

(niko/ksr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *