KITASIAR.com – Salah satu tempat penuh kenikmatan, yang kekal dan sempurna dan tidak ada di dalamnya kekurangan apapun adalah Surga. Tempat itu disediakan oleh Allah SWT bagi mereka yang mentaati perintah-Nya dan tidak mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Rasul-Nya.
Surga juga merupakan tempat bagi orang-orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah SWT dari kalangan para Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan orang-orang beriman dan beramal saleh. (Nur Aris. 2009, 1). Setiap orang pasti rindu dengan surga, dan ingin masuk ke dalamnya, siapapun orangnya, di mana pun ia tinggal, apalagi bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Namun kali ini, surga juga bukan hanya bisa dirindukan, tetapi justru sebaliknya, surga sendiri malah yang merindukannya.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersada: Aljannatu Musytaqotun Ila Arba’ati Nafarin, Taalil Qur’an, Wa Haafidzii lisan, Wa Muth’mimul Jii’an Wa Shooimiina Fi Syahri Romadhon. Artinya : Surga itu merindukan empat golongan manusia, yaitu orang yang gemar membaca Al-quran, orang yang memelihara lisan dari ucapan keji dan munkar, orang yang memberi makan kepada orang yang kelaparan, dan orang-orang yang berpuasa di bulan ramadan. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Berdasarkan hadis di atas ternyata ada empat golongan yang dirindukan oleh Surga, diantaranya:
- Orang yang gemar membaca Al-quran (Taalil Qur’an).
Hampir setiap waktu dan kesempatan lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah. Selain dirindukan oleh surga, orang yang rajin membaca Al-quran, akan memperoleh ketenangan dalam hatinya. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Ar-Rad ayat 28 : (Yaitu) orang-orang yang berikan dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.
Perhatikanlah, di zaman sekarang banyak orang-orang yang mencari ketenangan di luar, dengan mengunjungi tempat-tempat mewah dengan dalih agar hatinya lebih tenang. Walaupun harus mengeluarkan banyak uang. Alih-alih hati tenang, justru masih bersedih karena itu bukan solusi terbaik. Padahal, Al-quran adalah obat hati bagi manusia agar hidup bahagia di dunia dan akhirat. Hal ini terdapat dalam surat Al-Isra: 82, Allah SWT berfirman : “Dan kami turunkan Al-Qur’an suatu yang menjadi obat penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
- Orang yang selalu menjaga lisannya dari berkata kotor, mencaci maki, dan menghujat (Wa Haafidzii lisan).
Saat ini, ada sebagian orang yang sering menghina, mencaci maki dan menyebarkan ujaran kebencian. Tidak peduli apa yang telah diucapkannya, asalkan tujuannya tercapai. Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, mengemukakan empat belas macam bahaya lidah, salah satunya adalah perkataan yang tidak bermanfaat yang dapat membuat hati kasar.
Olehnya orang yang dapat menjaga lisannya dengan baik, termasuk orang yang beriman. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW bersabda dari Abu Hurairah RA: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir hendaklah dia berkata yang baik, atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir menghormati tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Orang yang memberi makan kepada orang yang kelaparan (Wa Muth’mimul Jii’an).
Saat ini banyak orang yang membutuhkan bantuan, apalagi dalam kondisi mewabahnya pandemi Covid-19. Banyak saudara kita yang terkena dampaknya. Sudah seharusnya kita saling membantu mereka yang saat ini dalam kesusahan. Ingatlah memberikan makan termasuk amal sosial yang mulia. Allah SWT akan membalas kebaikan yang kita lakukan.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa pun mukmin memberikan makan mukmin yang kelaparan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin yang kehausan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya minum dari minuman surga. Siapapun mukmin yang memberikan pakaian mukmin lainnya supaya tidak telanjang, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya pakaian dari perhiasan surga” (HR. Tirmidzi)
- Orang yang berpuasa di bulan Ramadan (Wa Shooimiina Fi Syahri Romadan).
Bersyukurlah bagi mereka yang senantiasa melaksanakan puasa di bulan Ramadan. Kehadiran mereka dirindukan oleh Surga. Bahkan Allah SWT telah menyediakan pintu bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa.
Dalam sebuah hadis dari Sahal RA, Rasulullah SAW bersabda : “Dalam surga ada pintu pintu yang disebut dengan Ar-royyan, yang pada hari kiamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu kecuali orang-orang yang berpuasa. Tidak akan ada orang pun yang melewati pintu tersebut selain mereka selalu dikatakan kepada mereka: mana orang-orang yang berpuasa?. Maka orang-orang yang berpuasa berdiri menghadap. Tidak akan ada seseorang pun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka semua telah masuk semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut. (HR. Bukhari).
Subhanallah begitu indahnya, Allah SWT telah memberikan balasan kepada orang yang berpuasa di bulan Ramadan. Bahkan, orang yang berpuasa disediakan pintu khusus masuk surga yang diberi nama Ar-royyan. Tidak seseorang pun yang dapat memasukinya selain orang yang berpuasa. Sungguh merugi orang yang masih diberikan kesempatan, kesehatan dan bertemu dengan bulan Ramadan, namun tidak dimanfaatkan untuk berpuasa.
Dengan demikian, marilah di bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini, kita dapat maksimalkan dengan kebaikan mulai dari membaca Al-quran, memberikan makan kepada orang yang lapar, menjaga lisan dari perkataan yang kotor, hingga melaksanakan ibadah puasa. Teriring salam dan doa, semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya, agar kita senantiasa dekat dalam lindungan-Nya, dan termasuk orang yang dirindukan surga. Aamiin. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bisshowab.
Penulis: Karjianto