KITASIAR.com – Dokter Spesialis Gizi Arti Indira mengharapkan pemerintah untuk mengadakan penelitian terkait monosodium glutamat (MSG) atau penyedap rasa untuk mencegah masyarakat mengalami kondisi obesitas.
“Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Penyebab obesitas itu sendiri sangat kompleks alias multi-faktorial. Obesitas tidak bisa disebabkan dari satu faktor saja,” kata Arti seperti dikutip Antara, Rabu (7/9/2022).
Menurut Arti, saat ini Indonesia belum memiliki penelitian soal MSG atau penyedap rasa. Padahal, terjadinya obesitas sangat berkaitan erat dengan asupan makanan.
“Seperti gula, lemak dan garam, konsumsi MSG mungkin menjadi salah satu faktor dalam multi-faktorial, namun sampai saat ini belum ada penelitian ilmiahnya,” ungkap Arti.
Lanjut Arti, padahal setiap tahunnya jumlah masyarakat yang sebagai penderita obesitas terus meningkat.
“Data yang saya miliki, terdapat lima provinsi di Indonesia dengan kejadian obesitas terbesar yakni Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Papua Barat dan Kepulauan Riau,” sebut Arti.
Untuk mencegah terjadinya obesitas, Arti mengajak masyarakat harus memperbaiki pengaturan pola makan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman.
Arti juga menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi garam pada makanannya, dengan standar penggunaan garam yang ideal adalah kurang dari lima gram.
Arti mengatakan bila garam dalam makanan dapat diganti dengan MSG. Namun, tetap sesuai dengan takaran yang tidak berlebihan. Adapun faktor lain penyebab obesitas yang Arti sebutkan berupa kurangnya aktifitas fisik, keturunan genetik dan lingkungan.
Public Relations Manager PT Ajinomoto Indonesia Katarina Larasati menyebut bahwa pihaknya sedang menggiatkan kampanye “Bijak Garam” terkait dengan pengurangan asupan gula, garam dan lemak dalam konsumsi sehari-hari, yang sejalan dengan anjuran Kementerian Kesehatan.
Katarina menjelaskan bahwa kampanye bertujuan untuk mengedukasi masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa yang tinggi.
“Kampanye ini juga merupakan bukti komitmen perusahaan untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dengan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan keluarga Indonesia melalui produk dan layanan yang berkualitas tinggi,” ujarnya.
(antara)