KITASIAR.com – Mahasiswa Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat sempat menyampaikan curahan hati (curhat) kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat soal beriuran membayar uang semester kuliah salah seorang temannya.
Irfan dan M Raffi Ardiansyah mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) asal Pessel menceritakan begitu kuatnya perjuangan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi ketika orang tua tidak mampu membayar uang kuliah.
Sehingga, atas rasa kepedulian sesama, mereka bersama-sama beriuran untuk membayar uang semester kuliah teman mereka yang mengalami kendala biaya. Padahal, sebelumnya, proposal bantuan beasiswa kepada pihak Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga telah pernah dibuat dan disampaikan.
“Tapi, entah kenapa, tanpa ada kabar, bantuan juga tidak kunjung cair,” jelas Raffi.
Untuk itu, ia berharap dengan pengurus Baznas saat ini, anggaran beasiswa untuk mahasiswa dapat lebih diperhatikan.
Irfan, mahasiswa lainnya menceritakan mahasiswa Pessel yang kuliah di berbagai perguruan tinggi di Sumatera Barat tidak semuanya berasal dari keluarga orang yang mampu. Bahkan banyak diantara mereka yang bekerja sambil kuliah.
“Kadang orang tua mereka juga buruh tani, mengolah sawah milik orang lain, dengan hasil itu orang tua membayar kuliah,” katanya.
Maka dari itu, Mahasiswa meminta agar dana zakat yang dikelola melalui Baznas di daerah itu juga dapat dimaksimalkan untuk membantu mahasiswa kurang mampu.
Tidak sekadar itu, kuota untuk bantuan beasiswa mahasiswa diharapkan bisa lebih ditingkatkan.
Dulu, kata Irfan setiap tahun total mahasiswa yang dapat menerima beasiswa bisa mencapai 1500 orang. Setiap penerima bantuan memperoleh sebesar Rp1,5 juta.
“Sebetulnya, banyak dari kawan-kawan kami yang kurang mampu, mereka sangat butuh bantuan beasiswa,” terangnya.
Untuk lebih transparan, mahasiswa pun meminta agar Baznas Pessel bisa membuka pengumuman ke ruang publik terkait pengumuman bantuan beasiswa.
“Jadi, Baznas itu harus open gitu, buat pengumuman,” ujarnya.
Selama ini, sebut dia, banyak informasi terkait bantuan-bantuan beasiswa tidak sampai kepada daerah-daerah terpencil. Jika pun, Baznas memiliki media sosial, juga tidak ada informasi soal pengumuman beasiswa.
“Nah, harapan kami, bapak-bapak yang ada di Baznas juga dapat membuka ke publik, buat pengumuman, tempel di tempat-tempat umum, biar informasinya lebih diketahui banyak orang,” ulasnya.
Tak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang berasal dari dalam Sumatera Barat, mereka juga meminta agar beasiswa juga dapat diterima oleh mahasiswa dari universitas luar Sumbar yang aslinya berasal dari Pesisir Selatan.
Ketua DPRD Pessel Ermizen Tanggapi Keluhan Mahasiswa
Ketua DPRD Pessel, Ermizen yang mendengarkan curhatan mahasiswa tersebut langsung merespon dengan positif. Pada 2023 nanti, melalui pokok pikiran DPRD, ia akan menganggarkan dana pendidikan untuk beasiswa sebesar Rp300 juta.
Ketua DPRD Pessel bersama mahasiswa asal Pessel dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Barat
“Jika itu nanti tidak ada kendala, silahkan adik-adik mahasiswa mengajukan,” ucapnya.
Ermizen membuka ruang bagi mahasiswa Pessel untuk mendapatkan bantuan beasiswa itu karena memang rata-rata banyak mahasiswa mengalami kendala soal pembayaran uang semester kuliah.
Uang sebesar Rp300 juta itu kata Ermizen juga bukti dan komitmennya untuk ikut peduli kepada para mahasiswa yang kurang mampu.
Masa-masa kuliah yang dirasakan mahasiswa tersebut kata Ermizen juga pernah dirasakannya.
“Mudah-mudahan, kita sama-sama berdoa, semoga di 2023 nanti, anggaran sebesar Rp300 juta dari pokok pikiran saya itu dapat terwujud untuk membantu adik-adik mahasiswa, khususnya kurang mampu,” tuturnya. (nik)