Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa di Gedung DPRD Sumbar Berujung Ricuh, Begini Kronologinya

Mahasiswa meminta masuk ke halaman DPRD Sumbar kepada Ketua DPRD Sumbar sebelum terjadinya aksi lemparan batu dan tembakan gas air mata. ANTARA/Mario S N

KITASIAR.com – Aksi unjuk rasa mahasiswa di Gedung DPRD Sumatera Barat berujung ricuh yang disertai pelemparan batu dan gesekan antara pendemo dan pihak kepolisian.

Ribuan mahasiswa yang berada di Jalan Khatib Sulaiman itu mencoba masuk ke dalam halaman Gedung DPRD Sumbar setelah merusak kawat berduri yang dibuat pihak kepolisian di Padang, Senin (11/4/2022).

Kapolresta Padang Kombes Pol Imran Amir yang memimpin langsung proses pengamanan di Padang tidak memperbolehkan mahasiswa masuk ke halaman Gedung DPRD Sumbar karena faktor keamanan.

Ketua DPRD Sumbar Supardi yang menerima perwakilan mahasiswa mengatakan pihaknya tidak memperbolehkan mahasiswa masuk dan cukup perwakilan saja namun mahasiswa dengan jaket almamater hijau dan merah ingin memastikan bahwa mereka dapat mengamankan massa.

Bacaan Lainnya

Sekitar pukul 16.13 WIB ribuan orang yang tertahan di luar gerbang merangsek masuk namun dihalangi petugas lalu mereka melempari petugas dengan botol air mineral dan batu.

Semakin lama lemparan makin banyak ke arah petugas dan membuat mereka menembakkan gas air mata kepada kerumunan massa untuk memecah konsentrasi massa

Terkena asap mereka menjauh namun masih melakukan lemparan dan petugas terus mengejar mereka hingga ke arah Pertamina Coco Ulak Karang dan akhirnya mereka berpencar semua.

Awalnya aksi unjuk rasa di sisi barat Gedung DPRD Sumbar berjalan aman dan lancar, mereka meminta ketua DPRD Sumbar datang mendengarkan aspirasi mereka.

Ketua DPRD Sumbar Supardi datang mencoba menemui mereka namun mahasiswa mencoba meminta masuk ke dalam.

“Kita tidak membiarkan mahasiswa masuk karena dilarang pihak kepolisian karena faktor keamanan,” kata dia.

Aksi unjuk rasa dan gesekan tersebut membuat jalanan Khatib Sulaiman dan Ulak Karang sepi dari kendaraan karena lemparan batu dan balasan gas air mata yang ditembakkan petugas.

Dalam aksi tersebut, kelompok yang terdiri dari kumpulan BEM beberapa universitas ini membawa beberapa tuntutan di antaranya penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. (mar/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *