Taruna Latsitardanus XLIII Terapkan IoT di Bidang Pertanian

serah terima perangkat sensor dari peserta Latsitardanus XLIII ke Dinas Kominfo dan Dinas Pertanian Kota Solok. (Foto : Lisa).

KITASIAR.com – Keberadaan sawah Solok yang membentang luas merupakan sebuah tantangan sekaligus potensi bagi masyarakat agraris. Kota Solok merupakan daerah yang mempunyai komoditi unggulan di bidang pertanian. Kualitas Bareh Solok (Beras Solok) merupakan varietas terbaik di Sumatera.

Berangkat dari hal ini, peserta Latsitardanus XLIII yang saat ini sedang melaksanakan pengabdian di Kota Solok membangun suatu inovasi di bidang pertanian. Bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika dan Dinas Pertanian Kota Solok, Peserta Latsitardanus membangun suatu aplikasi yang dinamakan Smart Irigation (Irigasi Pintar).

Smart Irigation merupakan penerapan internet of think (IoT) pada pertanian, berupa teknologi sensor untuk pengecekan kelembaban tanah dan sensor untuk mendeteksi ketinggian air. Dengan penerapan tersebut hasil pertanian diharapkan dapat meningkat dengan pesat.

Penggunaan aplikasi Smart Irigation di Kota Solok ini ditandai dengan serah terima perangkat sensor dari peserta Latsitardanus XLIII ke Dinas Kominfo dan Dinas Pertanian Kota Solok, Jum’at (26/5/2023).

Bacaan Lainnya

Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian Kota Solok, Joni Hendri menyampaikan rasa terima kasihnya atas inovasi yang telah dilakukan Taruna Latsitardanus XLIII. Ia berharap dengan adanya inovasi Smart Irigation ini pengelolaan air di lahan pertanian sawah Solok lebih maksimal.

“Sehingga dengan ada alat ini, dapat memantau ketersediaan air maupun kelembapan tanah di area pertanian dan bisa berimplikasi positif terhadap hasil pertanian,” tambah Joni.

Hal yang sama juga dipaparkan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Infomatika Kota Solok, Heppy Dharmawan yang menyampaikan kekagumannya atas inovasi ini. Menurut Heppy, keberadaan aplikasi Smart Irigation ini merupakan rahmat bagi Kota Solok dalam membantu petani untuk mengetahui ketinggian air dan kelembapan lahan pertanian.

Heppy Dharmawan menambahkan agar sistem yang sudah dibangun ini tidak hanya stagnan disitu saja, namun ada pengembangan-pengembangan lanjutan.

“Kalau saat ini alat memantau ketinggian air dan kelembaban tanah, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama mengembangkan pondasi teknologi ini, sehingga nantinya aplikasi ini mempunyai fitur fitur lain yang dapat memudahkan petani,” papar Kadis Kominfo.

Taruna Latsitardanus, Ariont T mengungkapkan aplikasi smart irigation yang dibangun timnya menggunakan dua sensor, yaitu sensor ketinggian air dan sensor kelembapan tanah. Data yang didapatkan dua sensor ini dapat digunakan oleh petani melalui aplikasi yang sudah bisa diunduh di playstore, yaitu aplikasi ”Irpin Solok”.

Kegiatan ini diikuti oleh Taruna Latsitarda XLlII, Penyuluh Pertanian, Dinas Kominfo, Bhabinkamtibmas, Kelompok Tani Padang Rindang dan P3A Bareh Solok. (lisa)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *