Sepekan Perdagangan di BEI, Nilai Transaksi Tembus Rp30 Triliun dan IHSG Menguat

Ilustrasi Perdagangan Saham. (Dok. Pixabay)

KITASIAR.com – Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan lonjakan signifikan sepanjang sepekan terakhir. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat melesat tajam dan menjadi salah satu indikator meningkatnya minat investor di pasar modal domestik.

Dalam periode perdagangan 8–12 Desember 2025, rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp30,29 triliun. Angka ini melonjak sekitar 42 persen dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di kisaran Rp21,34 triliun per hari. Lonjakan tersebut mencerminkan meningkatnya perputaran dana di pasar saham, seiring menguatnya indeks dan sentimen positif investor.

Tak hanya dari sisi nilai, aktivitas pasar juga terlihat semakin ramai dari volume transaksi. Rata-rata volume perdagangan harian tercatat mencapai 59,35 miliar saham, naik hampir 28 persen dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di level 46,39 miliar saham per hari. Kenaikan ini menandakan partisipasi pelaku pasar yang semakin luas, baik dari investor ritel maupun institusi.

Sementara itu, dari sisi frekuensi transaksi, pasar saham juga mencatatkan peningkatan yang cukup solid. Selama sepekan terakhir, rata-rata frekuensi transaksi harian mencapai 3,2 juta kali transaksi. Jumlah tersebut naik sekitar 20 persen dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat sebanyak 2,66 juta transaksi per hari.

Bacaan Lainnya

Penguatan aktivitas perdagangan tersebut sejalan dengan pergerakan positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada penutupan perdagangan Jumat, 12 Desember 2025, IHSG berakhir di level 8.660 atau menguat 0,32 persen dibandingkan posisi akhir pekan sebelumnya di level 8.632.

Menariknya, pada sesi perdagangan yang sama, IHSG sempat menyentuh level 8.680 yang menjadi titik tertinggi sepanjang sejarah perdagangan saham di Indonesia. Pencapaian tersebut menandai fase baru bagi pasar modal nasional, di tengah dinamika ekonomi global yang masih penuh tantangan.

Dengan penguatan IHSG tersebut, nilai kapitalisasi pasar BEI juga ikut terkerek naik. Per akhir perdagangan pekan lalu, total kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp15.882 triliun. Nilai ini meningkat sekitar 0,24 persen dibandingkan akhir pekan sebelumnya yang berada di level Rp15.844 triliun.

Capaian kapitalisasi pasar tersebut sekaligus menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia. Rekor ini mencerminkan meningkatnya valuasi emiten-emiten yang tercatat di BEI serta optimisme investor terhadap prospek pasar saham nasional.

Dari sisi investor asing, aktivitas beli kembali terlihat pada perdagangan Jumat (12/12). Investor asing mencatatkan beli bersih atau net buy di seluruh pasar dengan nilai mencapai Rp282,27 miliar. Arus dana asing ini memberikan tambahan sentimen positif bagi pergerakan pasar di akhir pekan perdagangan.

Meski demikian, secara kumulatif sepanjang tahun berjalan 2025, investor asing masih mencatatkan jual bersih (net foreign sell) di pasar saham Indonesia. Total net foreign sell sepanjang tahun ini tercatat mencapai Rp25,67 triliun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa meskipun terdapat aliran dana masuk dalam jangka pendek, investor global masih bersikap selektif dalam menempatkan dananya di pasar saham domestik.

Penguatan kinerja pasar saham dalam sepekan terakhir dinilai tidak lepas dari kombinasi berbagai faktor, mulai dari ekspektasi kebijakan ekonomi, stabilitas makro, hingga perburuan saham-saham berkapitalisasi besar oleh investor. Selain itu, meningkatnya partisipasi investor ritel juga turut mendorong tingginya aktivitas transaksi di BEI.

Ke depan, pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri, yang berpotensi memengaruhi pergerakan IHSG. Meski IHSG telah mencetak rekor baru, volatilitas tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai oleh investor.

Dengan capaian nilai transaksi, volume, serta kapitalisasi pasar yang mencetak rekor, pasar modal Indonesia menunjukkan momentum yang kuat menjelang akhir tahun. Namun, strategi investasi yang cermat dan manajemen risiko tetap menjadi kunci bagi investor dalam menghadapi dinamika pasar yang terus bergerak.

(*/ksr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *