KITASIAR.com – Industri perbankan syariah nasional menunjukkan laju pertumbuhan yang semakin solid. Hingga Oktober 2025, total aset perbankan syariah Indonesia resmi menembus Rp1.028,18 triliun, mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah keberadaannya di Tanah Air.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai capaian tersebut mencerminkan arah kebijakan pengembangan perbankan syariah yang semakin matang dan berkelanjutan. Aset perbankan syariah tumbuh 11,34 persen secara tahunan (year on year/yoy), seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan berbasis prinsip syariah.
Tak hanya dari sisi aset, performa industri juga menguat pada sektor pembiayaan dan penghimpunan dana. Penyaluran pembiayaan bank syariah mencapai Rp685,55 triliun, tumbuh 7,78 persen yoy, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) melonjak menjadi Rp820,79 triliun atau naik 14,26 persen yoy. Kedua indikator tersebut juga mencetak rekor tertinggi sejak perbankan syariah beroperasi di Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa capaian ini menjadi bukti kuat efektivitas kebijakan regulator dalam memperkuat fondasi industri perbankan syariah nasional.
“Berbagai pencapaian tersebut menunjukkan arah kebijakan pengembangan perbankan syariah berada di jalur yang tepat. OJK terus memastikan implementasi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI) 2023-2027 akan terus dilakukan untuk mendukung industri perbankan syariah yang terakselerasi dan tumbuh secara berkelanjutan,” kata Dian dilansir dalam keterangan resminya, Jumat (12/12/2025).
Ke depan, OJK akan terus mendorong penguatan struktur industri melalui kebijakan spin-off dan konsolidasi guna menciptakan bank syariah dengan skala ekonomi yang lebih kuat. Langkah ini dinilai krusial, mengingat sebagian besar Bank Umum Syariah (BUS) masih berada dalam kelompok KBMI 1.
Dengan skala ekonomi yang lebih besar, bank syariah diharapkan mampu memperluas pembiayaan produktif, meningkatkan efisiensi, memperkuat infrastruktur teknologi informasi, serta mengembangkan inovasi produk yang kompetitif. Selain itu, optimalisasi keuangan sosial syariah juga menjadi fokus agar perbankan syariah semakin inklusif dan berkontribusi terhadap pembangunan sosial-ekonomi nasional.
Sejalan dengan membaiknya prospek perekonomian nasional menjelang akhir 2025, OJK optimistis kinerja perbankan syariah akan terus menguat hingga akhir tahun, sekaligus berperan aktif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
(*/ksr)






