Cerita Pengrajin Tempe di Pesisir Selatan Disaat Naiknya Harga Kacang Kedelai

Produksi Tempe di Nagari Jinang Kampung Pansur, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. (Foto: Ist)

KITASIAR.com – Pengrajin Tempe di Nagari Jinang, Kampung Pansur Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) tidak berhenti melakukan produksi tempe meski harga kacang kedelai mengalami kenaikan.

Tidak hanya itu, harga jual tempe yang diproduksi dan dijual kepada para pelanggan juga masih sama dengan harga sebelumnya.

“Meski harga kacang kedelainya naik, tapi harga tempe kita tidak naik,” kata Arzimen, pengrajin tempe di Nagari Jinang Kampung Pansur, Rabu (16/11/2022).

Menurutnya, kenaikan harga kacang kedelai dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang siginifikan. Tahun ini harganya mencapai Rp720 ribu per karung.

Bacaan Lainnya

Padahal, sebelumnya harga kacang kedelai berkisar Rp500 ribu-Rp600 ribu. Di tengah kenaikan itu, Arzimen tidak mudah putus asa. Selaku pelaku UMKM, ia terus memproduksi tempe dan juga mempekerjakan sejumlah masyarakat di nagari setempat.

Untuk menghindari kerugian di saat lonjakan harga kacang kedelai, Arzimen mencoba mensiasati produksi tempe dengan cara memperkecil ukuran. Pekerjanya diminta untuk mengurangi ukuran dari sebelumnya.

“Kalau dulu, ukurannya agak besaran, sekarang dikurangi. Ini cara kita agar tetap produksi. Kalau dibuat dengan ukuran yang sama sebelumnya, tentunya kita akan rugi. Intinya, biar untung sedikit asalkan usaha tetap lancar,” ujarnya.

Arzimen mengakui satu bungkus harga tempe dijual kepada para pelanggan senilai Rp800. Lalu, pelanggan menjual di Pasar-Pasar dengan harga Rp1.000.

Ia menyebutkan per hari, produksi tempe lebih kurang 1000-1500 bungkus. Empat orang pekerja diupah tergantung dari banyaknya produksi tempe.

Nurleli, salah seorang pekerja mengatakan kadang upah yang diterima mencapai Rp20 ribu hingga Rp40 ribu per hari. Ia dan pekerja lain bekerja dari pagi hingga sore.

“Iya, syukur Alhamdulillah. Dari pada duduk di rumah, tidak mengapa kami bekerja di sini,” tuturnya.

Arzimen berharap agar harga kacang kedelai kembali normal sedia kala.

Sehingga usahanya itu tetap berjalan lancar dan membangkitkan ekonomi keluarga dan membuka peluang kerja yang lebih besar bagi masyarakat sekitar.

(nik/ksr)

BACA DAN IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *