Angka Perceraian 35 Persen, Menag Minta BP4 Sumbar Jadi Garda Terdepan 

KITASIAR.com — Dalam kunjungan kerjanya ke Sumatera Barat, Menteri Agama, Nasaruddin juga mengukuhkan Pengurus BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Sumatera Barat di Auditorium Gubernur Sabtu (15/11/2025).

Kehadiran Menteri Agama didampingi Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Mustafa, menambah khidmat kegiatan pengukuhan pengurus BP4, launching program Asta Protas dan pembinaan ASN Kemenag Sumbar.

Turut hadir Staf Ahli Bidang Pembangunan dan SDM Setdaprov, Nizam L. Muluk, para rektor UIN, unsur Forkopimda, Kabag TU, para Kepala Bidang, Pembimas, serta Kakan Kemenag kabupaten/kota beserta jajaran. 

Pelantikan ini sekaligus menjadi momentum penguatan komitmen pemerintah terhadap ketahanan keluarga. Menag menegaskan perlunya BP4 bekerja lebih aktif dan responsif terhadap permasalahan keluarga biar tidak berujung pada perceraian.

Bacaan Lainnya

Ia memaparkan fakta yang cukup menggetarkan, dari 2,2 juta pasangan yang menikah setiap tahun, sekitar 35 persen berakhir bercerai. Dari angka itu, 80 persen terjadi pada usia pernikahan di bawah lima tahun, usia yang seharusnya menjadi masa awal membangun fondasi rumah tangga.

“Jangan dulu bangga jika keluarga terlihat harmonis di usia satu atau dua tahun. Stabilitas itu baru tampak setelah lima tahun. Dan ironisnya, 65 persen perceraian sekarang adalah cerai gugat. Artinya lebih banyak istri yang menceraikan suami,” ujar Menag.

Menag menekankan bahwa perceraian tidak sekadar memutus rumah tangga, tetapi juga melahirkan persoalan sosial baru, meningkatnya angka kemiskinan perempuan dan anak, keluarga tanpa figur ayah, serta risiko tumbuhnya generasi yang rentan secara emosional.

Ia mencontohkan beberapa kasus yang terjadi di berbagai daerah, dari keluarga broken home hingga konflik pilihan politik yang berujung perceraian. Bahkan faktor perbedaan agama, hukuman penjara panjang, hingga pekerja migran yang tak kunjung pulang juga menjadi bagian dari 13 penyebab perceraian yang kini dihadapi lembaga peradilan agama.

“Rumah tangga sekarang sangat rapuh. Tidak mungkin ada negara yang ideal bila masyarakatnya berantakan. Dan tidak mungkin ada masyarakat yang ideal bila keluarga-keluarganya tidak sakinah,” tegasnya.

Menag menyampaikan bahwa PR besar Kementerian Agama saat ini adalah menekan angka perceraian, terutama di provinsi dengan mobilitas masyarakat yang tinggi seperti Sumatera Barat. Kota Padang, sebut Menag, termasuk salah satu daerah dengan tingkat perceraian yang mengkhawatirkan.

Karena itu, ia menegaskan bahwa BP4 harus hadir sebagai garda depan dalam upaya pencegahan. Tidak hanya mediasi dan nasihat sebelum perceraian, tetapi juga pendampingan berkelanjutan agar pasangan tetap memiliki ruang berdialog dan memperbaiki hubungan.

“Usahakan perceraian itu ditunda. Berikanlah penasehatan yang sungguh-sungguh. Kalau sudah mulai retak, tidak harus berakhir cerai. Saya berharap BP4 dapat menolong mereka,” tutup Menag.

Pelantikan BP4 Sumbar berlangsung tertib dan hangat. Di akhir acara, para tamu tampak berbaur menyampaikan ucapan selamat, menandai harapan bersama agar BP4 semakin kuat dalam membina ketahanan keluarga, fondasi utama masyarakat dan bangsa. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *